Rabu, 30 Mei 2012

ASKEP Polisitermia


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Sel darah merah terdiri dari sebagian besar sel-sel darah dalam sirkulasi,dan salah satu fungsi utama mereka adalah untuk membawa oksigen dari paru ke semua sel, jaringan,dan organ dalam tubuh. Oksigen dilakukan di dalam sel darah merah dikombinasikan ke besi yang mengandung protein yang disebut "hemoglobin". sel darah merah tidak memiliki inti dan berbentuk seperti cakram cekung ganda atau donat berbentuk, dan mampu meringkuk dan pemerasan melalui pembuluh darah terkecil.Jumlah sel darah merah normal dalam darah bervariasi, dan lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan.Bayi baru lahir memiliki jumlah sel merah yang lebih tinggi dari pada orang dewasa.Jika ada jumlah yang lebih tinggi dari sel darah merah dalam sirkulasi dari biasanya maka seseorang dikatakan telah erythrocytosis atau polisitemia.Situasi sebaliknya dapat terjadi, dimana ada tingkat yang lebih rendah dari sel darah merah dari pada biasanya,dan kondisi ini disebut sebagai "anemia".Jumlah sel darah merah dapat ditemukan pada orang tanpa gejala,pada tahap awal polisitemia.
1.2 Rumusan masalah
1)    Apa itu Polisitemia?
2)    Klasifikasi polisitemia?
3)    Bagaimana etiologi dan patofisiologinya ?
4)    Bagimana tanda dan  gejalanya ?
5)    Bagaimana cara penanggulangannya?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai Polisitemia.Secara khusus, akan dibahas mengenai etiologi,patofisiologi,tanda dan gejala,dan cara penangananan pasien yang menderita Polisitemia.







BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 Defenisi
Polisitemia berasal dari bahasa yunani poli ( banyak), cyt (sel), dan hemia (darah). Jadi polisitemia berarti peningkatan konsentrasi sel darah merah.Merupakan istilah yang digunakan apabilah jumlah sel darah merah melebihi 6.000.000 atau Hb melebihi 18 gram.Selain itu juga polisitemia.Adalah peningkatan absolute dalam massa eritrosit yang bukan akibat proses mieloproliferatif primer (Peningkatan volume sel darah merah total, pada laki-laki dengan hematokrit yang menetap lebih dari 55% dan pada perempuan dengan hematokrit menetap lebih dari 50%, serta penurunan volume plasma juga dapat menyebabkan peningkatan hematokrit). Atau proliferasi berlebihan sel eritroid, disertai dengan seri myeloid dan megakariosit.Proliferasi maligna ini bersifat klonal dari sel induk hemapoetik.Sesuai dengan implikasi terapeutik diagnosis polycythemia di bagi menjadi dua yaitu:
1.      Polycythemia primer ( Polycythemia vera ) dan
2.      Polycithemia sekunder
Perbandingan Polycythemia primer dan polycythemia sekunder
Polycythemia Vera                           Polycythemia Sekunder
Masa sel darah merah              Abnormal                                                        Normal
Sel darah putih                        Abnormal                                                        Normal
Basofil                                     Abnormal                                                        Normal
Trombosit                                Abnormal                                                        Normal
Morfologi trombosit                Abnormal                                                        Normal
Ukuran  limpa                         Abnormal                                                        Normal
Alkalin fosfatase lekosit         Abnormal                                                        Normal
B12 serum                               Abnormal                                                        Normal
Gatal                                       Sering                                                              Jarang

1.      Polisitemia vera (primer )
Polisitemia vera adalah suatu kelainan mieloproliferatif yang progresif,kronik dan melibatkan unsur-unsur sumsum tulang.Polycythemia Vera merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kekentalan darah meningkat akibat dari meningkatnya produksi sel darah merah. Penyebab penyakit ini masih belum sepenuhnya diketahui.Salah satu akibatnya, penderita PV ini akan lebih sulit beradaptasi dengan suhu lingkungan sekitar, mereka akan lebih sering kepanasan dan memerlukan suhu yang lebih rendah dibanding orang normal lainnya (jika menggunakan AC, mereka senang mengatur AC pada suhu terendah). Karena menjadi sulit beradaptasi, penderita PV akan menjadi lemah apabila berpindah dari suhu ruangan satu ke suhu ruangan yang lain dan kulit akan terasa seperti terbakar dan akan timbul bercak kemerahan.PV ini juga menyebabkan penderita menjadi sering sakit kepala, cepat lelah, sulit bernafas, dan kehilangan berat badan.Polycythemia Vera, dimana peningkatan kekentalan darah tersebut disebabkan oleh sumsum tulang belakang terlalu berlebihan dalam memproduksi sel darah merah.

2.      Polisitemia sekunder
polisitemia sekunder adalah kelebihan produksi eritropoetin yang  dapat terjadi sebagai respon terhadap menurunnya jumlah oksigen yang berfungsi sebagai stimulus hipoksia, seperti pada penyakit paru obstruktif kronis atau penyakit jantung sianosis,atau pada hemoglobinopatin tertentu dimana Hb mempunyai afinitas terhadap oksigen yang sangat tinggi (misalnya Hb chesapeake).Selain itu juga Polisitemia adalah suatu keadaan di mana terdapat peningkatan proporsi volume darah yang ditempati oleh sel darah merah,yang diukur sebagai hematokrit tingkat.
2.2 Klasifikasi
1.      Polycythemia primer ( Polycythemia vera ) dan
2.      Polycithemia sekunder
2.3 Etiologi
Etiologi yang sering muncul secara umum:
a)      Berkurangnya volume plasma.Dehidrasi akut tanpa peningkatan masa sel darah merah merupakan penjelasan yang lazim.
b)      Hipoksia, Sejauh ini merupaka etiologi polycythemia sekunder yang paling lazim. Pemeriksaan fungsi paru dan desaturasi oksigen pada penentuan gas darah mungkin di diagnostic.
c)      “ Sindrom Gaisbock “ (polycythemia beban). Biasanya terlihat peningkatan hematokrit pada pria setengah baya yang merokok berlebihan dan hipertensi serta tidak memiliki satupun gambaran klinis polycytemia. Masa sel darah merah biasanya normal (normal tinggi) dan volume plasma menurun. Banyak yang tidak menganggap hal ini sebagai suatu sindrom tetapi hanya sebagai salah satu ujung kurva normal berbentuk bel. Serta merokok dapat meningkatkan hematokrit akibat pembentuksn karboksihemoglobin. 
1.      Polisitemia vera(primer)
Polisitemia vera disebabkan oleh kelainan genetic.Tubuh tidak memiliki gen untuk menghentikan pertumuhan sel darah merah.Bisa jadi tubuh bahkan terus memerintahkan sel darah merah untuk terus berkembang.Penyebab pasti dari mutasi gen ini belum di temukan.kelainan genetic ini belum tentu di turunkan dari orang tua.
2.      Polisitemia sekunder
Polisitemia sekunder disebabkan oleh meningkatnya produksi eritrtoprotein akibat menurunnya jumlah oksigen yang berfungsi sebagai stimulus hipoksia, seperti :
Ø  Penyakit System Saraf Pusat
Ø  Gagal Jantung
Ø  Keabnormalan Hb neoplasma
Ø  Gangguan Endokrin
Ø  Respon patologis terhadap penyakit ginjal.
2.4 Patofisiologi
1.      Polisitemia vera
Disebabkan oleh kelainan sifat sel tunas pada sumsum tulang. Selain itu terdapat sel batang normal pada sumsum tulang, terdapat pula sel batang abnormal yang dapat mengganggu atau menurunkan pertumbuhan dan pematangan sel normal.
2.      Polisitemia sekunder
Dimana proliferasi eritrosit disertai peningkatan kadar eritropietin. Peningkatan massa sel darah merah lama kelamaan akan mencapai keadaan hemostasis dan kadar eritropoietin kembali normal.
2.5 Manifestasi klinik
1. Polisitemia vera :
v  Sakit kepala
v  Kepala terasa berputar
v  Gatal-gatal
v  Muncul tanda merah pada kulit
v  Susah bernafas
v  Sakit pada dada
v  Cepat lelah
v  Gangguan keimbangan dan koordinasi gerak tubuh
v  Keringat berlebihan
v  Gangguan penglihatan
v  Kehilangan berat badan
2.Polisitemia sekunder:
v  Emfisema
v  Hipertensi
v  Hipoksemia
v  Kulit sianotik kemerahan

2.6  Komplikasi
1.      Penggumpalan darah
2.      Membesarnya organ limpa (Splenomegaly)
3.      Masalah pada kulit
4.      Peradangan pada bagian lambung,sendi dan menimbulkan batu asam urat di organ ginjal
2.7  Terapi

1.      Terapi pleibotomi
2.      Kemoterapi stitostatika/mielosupresif
3.      Fosfor radioktif
4.      Kemoterapi biologi (sitokin)
5.      Pengobatan pendukung
Terapi yang ada saat ini belum dapat menyembuhkan pasien. Yang dapat dilakukan hanya mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup pasien.
Tujuan terapi yaitu:
Ø  Menurunkan jumlah dan memperlambat pembentukan sel darah merah (eritrosit).
Ø  Mencegah kejadian trombotik misalnya trombosis arteri-vena, serebrovaskular, trombosis Svena dalam, infark miokard, oklusi arteri perifer, dan infark pulmonal.
Ø   Mengurangi rasa gatal dan eritromelalgia ekstremitas distal.
Prinsip terapi.
Ø   Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal kasus (individual) dan mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.
Ø  Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/ polisitemia yang belum terkendali.
Ø  Menghindari pengobatan berlebihan (over treatment)
Ø   Menghindari obat yang mutagenik, teragenik dan berefek sterilisasi pada pasien usia muda.
Ø  Mengontrol panmielosis dengan fosfor radioaktif dosis tertentu atau kemoterapi sitostatik pada pasien di atas 40 tahun bila didapatkan:
Trombositosis persisten di atas 800.00/mL,terutama jika disertai gejala thrombosis:
1.      Leukositosis progresif
2.      Splenomegali yang simtomatik atau menimbulkan sitopenia problematic
3.      Gejala sistemis yang tidak terkendali seperti pruritus yang sukar dikendalikan, penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit diatasi.


Tidak ada tindakan operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi polisitemia vera. Ini dikarenakan yang mengalami keabnormalan bukanlah satu organ tertentu,melainkan darah yang mengalir ke seluruh tubuh.Tindakan operasi untuk mengoreksi sum-sum tulang belakang yang berperan sebagai pabrik pembuat darah juga tidak akan berguna.Yang mengalami keanehan genetik itu adalah darah, jadi gen tersebut tersimpan di darah, bukan di sum-sum tulang belakang.Terapi yang diberikan kepada pasien polisitemia vera sebenarnya hanya bersifat menahan dan mengontrol eritrosit, sehingga pasien bisa terhindar dari komplikasi penyakit.Ini artinya pasien harus "membuang darah" seumur hidupnya.Malah seringkali tehnik ini tidak mempan digunakan pada pasien.Pada kondisi ini,dokter bisa memberikan obat untuk mengurangi sel darah merah,seperti jenis hidroxiurea.Ini sebenarnya obat untuk kemoterapi.Cara lain yang bisa ditempuh pasien adalah menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Penderita dianjurkan menjalani pola makan sehat dan cukup berolahraga untuk mengurangi berbagai resiko komplikasi akibat polisitemia vera.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.      Data biografi :
-          Nama : NY. Monalisa
-          Umur : 45 tahun
-          Alamat : Jln. Ayapo
-          Pekerjaan : Swasta
-          Agama : Kristen protestan
-          Jenis kelamin : perempuan
Riwayat penyakit
1.      Riwayat penyakit dahulu
Pasien datang dengan keluhan peningkatan tekanan darah disertai dengan pusing dan pasien memiliki riwayat perdarahan dihidung.

2.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala,keringat yang berlebihan , penurunan  berat badan dan gangguan penglihatan serta disertai dengan gatal, khususnya setelah mandi air hangat yang diakibatkan oleh hemolisis sel darah yang tidak matang.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan sel darah merah dan  volume darah.
Tujuan: klien mampu mendemonstrasikan hilangnya kelebihan volume cairan.
Intervensi : Agar volume cairan pada tubuh klien berada dalam batasan normal
Rasional : Untuk mencega kelebihan cairan lebih lanjut
2.      Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan pembentukan thrombus.
Tujuan: Agar klien menunjukan perfusi jaringan perifer tetap adekuat
Intervensi: Agar perfusi jaringan klien berada dalam keadaan normal
Rasional:Imobilisasi memprediasposisikan klien pada pembentukan thrombus
3.      Resiko tinggi perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana tindakan.
Tujuan: Agar klien mampu mendomostrasikan keinginan untuk memnihi rencana Tindakan
 Intervensi : Agar pengetahuan klien mengenai perubahan penatalaksanaan
pemeliharaan dapat terpenuhi.
Rasional: Kepatuhan di tingkatkan bila klien memahami hubungan antara kondisi     dan terapi yang mereka dapatkan




























BAB IV
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Polisitemia ialah peningkatan konsentrasi sel darah merah dan peningkatan absolute dalam massa eritrosit. Sesuai dengan implikasi terapeutik diagnosis polycythemia di bagi menjadi dua yaitu:
1.      Polycythemia primer ( Polycythemia vera ) dan
2.      Polycithemia sekunder

Polisitemia vera adalah suatu kelainan mieloproliferatif yang progresif,kronik dan melibatkan unsur-unsur sumsum tulang.Polycythemia Vera merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kekentalan darah meningkat akibat dari meningkatnya produksi sel darah merah.
Polisitemia sekunder adalah kelebihan produksi eritropoetin yang  dapat terjadi sebagai respon terhadap menurunnya jumlah oksigen yang berfungsi sebagai stimulus hipoksia.

3.2 SARAN
            Melihat dari kasus polisitemia ini bahwa belum ada obat yang bisa menyembuhkan klien, walau pun ada terapi. Namun terapi ini belum bisa menjamin kesembuhan klien, tetapi terapi yang di berikan hanya untuk mengurangi gejala dan memperpanjang masa hidup klien. Serta diharapkan juga bagi tenaga medis untuk dapat memberikan education kepada klien agar klien mengerti untuk menjalankan terapi dengan baik sesuai anjuran dari dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Hematologi Klinik J.A.Child Binarupa Aksara.jakarta.
Buku Saku Gastroenterologi, David B.Sachar,jarome D. Waye, Blair S.Lewis
Buku ajar Asuhan keperawatan dengan gangguan system Hematologi- wiwik Handayani-file: III C:/User/BO/Handayani/google20Buku.html
Price, Wilson, 2005, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar