BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Sel
darah merah terdiri dari sebagian besar sel-sel darah dalam sirkulasi,dan salah
satu fungsi utama mereka adalah untuk membawa oksigen dari paru ke semua sel,
jaringan,dan organ dalam tubuh. Oksigen dilakukan di dalam sel darah merah
dikombinasikan ke besi yang mengandung protein yang disebut
"hemoglobin". sel darah merah tidak memiliki inti dan berbentuk
seperti cakram cekung ganda atau donat berbentuk, dan mampu meringkuk dan
pemerasan melalui pembuluh darah terkecil.Jumlah sel darah merah normal dalam
darah bervariasi, dan lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan.Bayi baru
lahir memiliki jumlah sel merah yang lebih tinggi dari pada orang dewasa.Jika
ada jumlah yang lebih tinggi dari sel darah merah dalam sirkulasi dari biasanya
maka seseorang dikatakan telah erythrocytosis atau polisitemia.Situasi
sebaliknya dapat terjadi, dimana ada tingkat yang lebih rendah dari sel darah
merah dari pada biasanya,dan kondisi ini disebut sebagai
"anemia".Jumlah sel darah merah dapat ditemukan pada orang tanpa
gejala,pada tahap awal polisitemia.
1.2 Rumusan masalah
1) Apa itu Polisitemia?
2) Klasifikasi polisitemia?
3) Bagaimana etiologi dan
patofisiologinya ?
4)
Bagimana tanda dan gejalanya ?
5)
Bagaimana cara penanggulangannya?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai Polisitemia.Secara khusus, akan dibahas
mengenai etiologi,patofisiologi,tanda dan gejala,dan cara penangananan pasien
yang menderita Polisitemia.
BAB
II
KONSEP
MEDIS
2.1
Defenisi
Polisitemia
berasal dari bahasa yunani poli ( banyak), cyt (sel), dan hemia (darah). Jadi
polisitemia berarti peningkatan konsentrasi sel darah merah.Merupakan istilah
yang digunakan apabilah jumlah sel darah merah melebihi 6.000.000 atau Hb
melebihi 18 gram.Selain itu juga polisitemia.Adalah peningkatan absolute dalam
massa eritrosit yang bukan akibat proses mieloproliferatif primer (Peningkatan
volume sel darah merah total, pada laki-laki dengan hematokrit yang menetap
lebih dari 55% dan pada perempuan dengan hematokrit menetap lebih dari 50%,
serta penurunan volume plasma juga dapat menyebabkan peningkatan hematokrit).
Atau proliferasi berlebihan sel eritroid, disertai dengan seri myeloid dan
megakariosit.Proliferasi maligna ini bersifat klonal dari sel induk hemapoetik.Sesuai
dengan implikasi terapeutik diagnosis polycythemia di bagi menjadi dua yaitu:
1.
Polycythemia primer ( Polycythemia vera
) dan
2.
Polycithemia sekunder
Perbandingan
Polycythemia primer dan polycythemia sekunder
Polycythemia
Vera
Polycythemia Sekunder
Masa sel darah merah Abnormal Normal
Sel darah putih Abnormal Normal
Basofil Abnormal Normal
Trombosit Abnormal Normal
Morfologi trombosit Abnormal Normal
Ukuran limpa Abnormal Normal
Alkalin fosfatase lekosit Abnormal Normal
B12 serum Abnormal Normal
Gatal Sering Jarang
1.
Polisitemia
vera (primer )
Polisitemia vera adalah
suatu kelainan mieloproliferatif yang progresif,kronik dan melibatkan
unsur-unsur sumsum tulang.Polycythemia Vera merupakan suatu penyakit yang menyebabkan
kekentalan darah meningkat akibat dari meningkatnya produksi sel darah merah.
Penyebab penyakit ini masih belum sepenuhnya diketahui.Salah satu akibatnya,
penderita PV ini akan lebih sulit beradaptasi dengan suhu lingkungan sekitar,
mereka akan lebih sering kepanasan dan memerlukan suhu yang lebih rendah
dibanding orang normal lainnya (jika menggunakan AC, mereka senang mengatur AC
pada suhu terendah). Karena menjadi sulit beradaptasi, penderita PV akan
menjadi lemah apabila berpindah dari suhu ruangan satu ke suhu ruangan yang
lain dan kulit akan terasa seperti terbakar dan akan timbul bercak kemerahan.PV
ini juga menyebabkan penderita menjadi sering sakit kepala, cepat lelah, sulit
bernafas, dan kehilangan berat badan.Polycythemia Vera, dimana peningkatan
kekentalan darah tersebut disebabkan oleh sumsum tulang belakang terlalu
berlebihan dalam memproduksi sel darah merah.
2.
Polisitemia
sekunder
polisitemia sekunder
adalah kelebihan produksi eritropoetin yang dapat terjadi sebagai respon terhadap
menurunnya jumlah oksigen yang berfungsi sebagai stimulus hipoksia, seperti
pada penyakit paru obstruktif kronis atau penyakit jantung sianosis,atau pada
hemoglobinopatin tertentu dimana Hb mempunyai afinitas terhadap oksigen yang
sangat tinggi (misalnya Hb chesapeake).Selain itu juga Polisitemia adalah suatu keadaan di mana terdapat
peningkatan proporsi volume darah yang ditempati oleh sel darah merah,yang
diukur sebagai hematokrit tingkat.
2.2 Klasifikasi
1. Polycythemia
primer ( Polycythemia vera ) dan
2. Polycithemia
sekunder
2.3
Etiologi
Etiologi yang sering
muncul secara umum:
a) Berkurangnya
volume plasma.Dehidrasi akut tanpa peningkatan masa sel darah merah merupakan
penjelasan yang lazim.
b) Hipoksia,
Sejauh ini merupaka etiologi polycythemia sekunder yang paling lazim.
Pemeriksaan fungsi paru dan desaturasi oksigen pada penentuan gas darah mungkin
di diagnostic.
c) “
Sindrom Gaisbock “ (polycythemia beban). Biasanya terlihat peningkatan
hematokrit pada pria setengah baya yang merokok berlebihan dan hipertensi serta
tidak memiliki satupun gambaran klinis polycytemia. Masa sel darah merah
biasanya normal (normal tinggi) dan volume plasma menurun. Banyak yang tidak
menganggap hal ini sebagai suatu sindrom tetapi hanya sebagai salah satu ujung
kurva normal berbentuk bel. Serta merokok dapat meningkatkan hematokrit akibat
pembentuksn karboksihemoglobin.
1. Polisitemia vera(primer)
Polisitemia
vera disebabkan oleh kelainan genetic.Tubuh tidak memiliki gen untuk menghentikan
pertumuhan sel darah merah.Bisa jadi tubuh bahkan terus memerintahkan sel darah
merah untuk terus berkembang.Penyebab pasti dari mutasi gen ini belum di
temukan.kelainan genetic ini belum tentu di turunkan dari orang tua.
2.
Polisitemia
sekunder
Polisitemia
sekunder disebabkan oleh meningkatnya produksi eritrtoprotein akibat menurunnya
jumlah oksigen yang berfungsi sebagai stimulus hipoksia, seperti :
Ø Penyakit
System Saraf Pusat
Ø Gagal
Jantung
Ø Keabnormalan
Hb neoplasma
Ø Gangguan
Endokrin
Ø Respon
patologis terhadap penyakit ginjal.
2.4 Patofisiologi
1. Polisitemia
vera
Disebabkan oleh kelainan sifat sel tunas
pada sumsum tulang. Selain itu terdapat sel batang normal pada sumsum tulang,
terdapat pula sel batang abnormal yang dapat mengganggu atau menurunkan pertumbuhan
dan pematangan sel normal.
2. Polisitemia
sekunder
Dimana proliferasi eritrosit disertai
peningkatan kadar eritropietin. Peningkatan massa sel darah merah lama kelamaan
akan mencapai keadaan hemostasis dan kadar eritropoietin kembali normal.
2.5
Manifestasi klinik
1. Polisitemia
vera :
v Sakit
kepala
v Kepala
terasa berputar
v Gatal-gatal
v Muncul
tanda merah pada kulit
v Susah
bernafas
v Sakit
pada dada
v Cepat
lelah
v Gangguan
keimbangan dan koordinasi gerak tubuh
v Keringat
berlebihan
v Gangguan
penglihatan
v Kehilangan
berat badan
2.Polisitemia sekunder:
v Emfisema
v Hipertensi
v Hipoksemia
v Kulit
sianotik kemerahan
2.6 Komplikasi
1. Penggumpalan
darah
2. Membesarnya
organ limpa (Splenomegaly)
3. Masalah
pada kulit
4. Peradangan
pada bagian lambung,sendi dan menimbulkan batu asam urat di organ ginjal
2.7 Terapi
1. Terapi
pleibotomi
2. Kemoterapi
stitostatika/mielosupresif
3. Fosfor
radioktif
4. Kemoterapi
biologi (sitokin)
5. Pengobatan
pendukung
Terapi yang ada saat ini belum dapat menyembuhkan pasien.
Yang dapat dilakukan hanya mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup
pasien.
Tujuan terapi yaitu:
Tujuan terapi yaitu:
Ø Menurunkan jumlah dan memperlambat
pembentukan sel darah merah (eritrosit).
Ø Mencegah kejadian trombotik misalnya
trombosis arteri-vena, serebrovaskular, trombosis Svena dalam, infark miokard,
oklusi arteri perifer, dan infark pulmonal.
Ø Mengurangi rasa gatal dan eritromelalgia
ekstremitas distal.
Prinsip terapi.
Prinsip terapi.
Ø Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat
normal kasus (individual) dan mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.
Ø Menghindari pembedahan elektif pada
fase eritrositik/ polisitemia yang belum terkendali.
Ø Menghindari pengobatan berlebihan
(over treatment)
Ø Menghindari obat yang mutagenik, teragenik dan
berefek sterilisasi pada pasien usia muda.
Ø Mengontrol panmielosis dengan fosfor
radioaktif dosis tertentu atau kemoterapi sitostatik pada pasien di atas 40
tahun bila didapatkan:
Trombositosis persisten di atas 800.00/mL,terutama jika disertai gejala thrombosis:
Trombositosis persisten di atas 800.00/mL,terutama jika disertai gejala thrombosis:
1. Leukositosis progresif
2. Splenomegali yang simtomatik atau
menimbulkan sitopenia problematic
3. Gejala sistemis yang tidak
terkendali seperti pruritus yang sukar dikendalikan, penurunan berat badan atau
hiperurikosuria yang sulit diatasi.
Tidak ada tindakan operasi
yang bisa dilakukan untuk mengatasi polisitemia vera. Ini dikarenakan yang
mengalami keabnormalan bukanlah satu organ tertentu,melainkan darah yang
mengalir ke seluruh tubuh.Tindakan operasi untuk mengoreksi sum-sum tulang
belakang yang berperan sebagai pabrik pembuat darah juga tidak akan
berguna.Yang mengalami keanehan genetik itu adalah darah, jadi gen tersebut
tersimpan di darah, bukan di sum-sum tulang belakang.Terapi yang diberikan
kepada pasien polisitemia vera sebenarnya hanya bersifat menahan dan mengontrol
eritrosit, sehingga pasien bisa terhindar dari komplikasi penyakit.Ini artinya
pasien harus "membuang darah" seumur hidupnya.Malah seringkali tehnik
ini tidak mempan digunakan pada pasien.Pada kondisi ini,dokter bisa memberikan
obat untuk mengurangi sel darah merah,seperti jenis hidroxiurea.Ini sebenarnya obat untuk kemoterapi.Cara lain
yang bisa ditempuh pasien adalah menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Penderita
dianjurkan menjalani pola makan sehat dan cukup berolahraga untuk mengurangi
berbagai resiko komplikasi akibat polisitemia vera.
BAB
III
KONSEP
KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1. Data
biografi :
-
Nama : NY. Monalisa
-
Umur : 45 tahun
-
Alamat : Jln. Ayapo
-
Pekerjaan : Swasta
-
Agama : Kristen protestan
-
Jenis kelamin : perempuan
Riwayat
penyakit
1. Riwayat
penyakit dahulu
Pasien
datang dengan keluhan peningkatan tekanan darah disertai dengan pusing dan
pasien memiliki riwayat perdarahan dihidung.
2. Riwayat
penyakit sekarang
Pasien
datang dengan keluhan sakit kepala,keringat yang berlebihan , penurunan berat badan dan gangguan penglihatan serta
disertai dengan gatal,
khususnya setelah mandi air hangat yang diakibatkan oleh hemolisis sel darah
yang tidak matang.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan kelebihan sel darah merah dan volume darah.
Tujuan:
klien mampu mendemonstrasikan hilangnya kelebihan volume cairan.
Intervensi : Agar volume cairan pada tubuh klien berada dalam batasan
normal
Rasional : Untuk mencega kelebihan cairan lebih lanjut
2. Resiko tinggi perubahan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan pembentukan thrombus.
Tujuan:
Agar klien menunjukan perfusi jaringan perifer tetap adekuat
Intervensi: Agar perfusi jaringan klien berada dalam keadaan normal
Rasional:Imobilisasi
memprediasposisikan klien pada pembentukan thrombus
3. Resiko tinggi perubahan
penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi dan rencana tindakan.
Tujuan: Agar
klien mampu mendomostrasikan keinginan untuk memnihi rencana Tindakan
Intervensi
: Agar pengetahuan klien mengenai perubahan penatalaksanaan
pemeliharaan dapat terpenuhi.
Rasional: Kepatuhan di tingkatkan bila klien memahami hubungan antara kondisi dan terapi yang mereka dapatkan
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Polisitemia
ialah peningkatan konsentrasi sel darah merah dan peningkatan absolute dalam
massa eritrosit. Sesuai dengan implikasi terapeutik diagnosis polycythemia di
bagi menjadi dua yaitu:
1. Polycythemia
primer ( Polycythemia vera ) dan
2. Polycithemia
sekunder
Polisitemia
vera adalah suatu kelainan mieloproliferatif yang progresif,kronik dan
melibatkan unsur-unsur sumsum tulang.Polycythemia Vera merupakan suatu penyakit
yang menyebabkan kekentalan darah meningkat akibat dari meningkatnya produksi
sel darah merah.
Polisitemia
sekunder adalah kelebihan produksi eritropoetin yang dapat terjadi sebagai respon terhadap
menurunnya jumlah oksigen yang berfungsi sebagai stimulus hipoksia.
3.2
SARAN
Melihat dari
kasus polisitemia ini bahwa belum ada obat yang bisa menyembuhkan klien, walau pun
ada terapi. Namun terapi ini belum bisa menjamin kesembuhan klien, tetapi
terapi yang di berikan hanya untuk mengurangi gejala dan memperpanjang masa
hidup klien. Serta diharapkan juga bagi tenaga medis untuk dapat memberikan
education kepada klien agar klien mengerti untuk menjalankan terapi dengan baik
sesuai anjuran dari dokter.
DAFTAR
PUSTAKA
Hematologi
Klinik J.A.Child Binarupa Aksara.jakarta.
Buku
Saku Gastroenterologi, David B.Sachar,jarome D. Waye, Blair S.Lewis
Buku
ajar Asuhan keperawatan dengan gangguan system Hematologi- wiwik Handayani-file:
III C:/User/BO/Handayani/google20Buku.html
Price, Wilson, 2005, Patofisiologi, Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar