Wuchereria bancrofti/ Cacing Filaria
v Kerajaan
: Animalia
v Filum : Nematoda
v Kelas : Secernentea
v Ordo : Spirurida
v Upaordo : Spirurina
v Famili : Onchocercidae
v Genus : Wuchereria
(http://id.wikipedia.org/wiki/Wuchereria_bancrofti)
v Penyakit : Filariasis bancrofti, Wuchereriasis,
Elephantiasis
v Distribusi Geografis :
Parasit ini tersebar di daerah tropis dan subtropis, ke Utara sampai ke
Spanyol, ke Selatan sampai ke Australia, Afrika,Asia, Jepang, Taiwan,
Philiphina, Indonesia dan Kepulauan Pasifik Selatan.
v Habitat : Bentuk dewasa ditemukan di saluran dan kelenjar lymphe
manusia.
v
Vector
: Nyamuk (Culex, Aedes, Anopheles)
Morfologi :
Cacing dewasa: berbentuk memanjang
seperti rambut (hair like), warna transparans, bentuk filariform dengan ujung
meruncing sedikit demi sedikit. Cacing jantan dan betina didapatkan saling
melingkar di dalam habitatnya dan sukar untuk dilepaskan.
ü Jantan : Ukuran 25-40 X 0,1 mm,
bagian posterior melengkung ke ventral dan mempunyai spiculae
ü Betina : Ukuran 80-100 X 0,25 mm.
ü Life span : kurang lebih 5-10 tahun.
Mikrofilaria :
Setelah dilahirkan oleh induknya
dalam saluran lymphe, mereka akan menemukan jalannya menuju saluran lymphe
utama dan akhirnya berada dalam aliran darah tepi. Morfologi mikrofilaria dapat
diamati dengan baik dengan mengambil darah penderita, dan dibuat sediaan tetes
tebal yang diwarnai dengan Wright/Giemsa. Pada sediaan yang baik akan terlihat
mikrofilaria sebagai suatu bentukan silinder memanjang. Ciri-ciri khas dari
mikrofilaria Wuchereria bancrofti sbb :
ü Ukuran kurang lebih 290 X 6 mikron
ü Terbungkus oleh suatu selaput hialin
(hyaline sheath), tetapi pada pengecatan dengan Giemsa
ü Sheath ini jarang nampak dan hanya
nampak pada pengecatan yang pekat.
ü Curva tubuhnya halus dan tak
mempunyai lekukan tubuh sekunder (secondary kink negatif)
ü Tubuhhya terisi oleh body nuclei
yang tersebar merata, nampak seolah-olah teratur.
ü Pada ujung anterior terdapat bagian
yang bebas dari body nuclei, disebut cephalic space yang
ü Ukuran panjangnya kurang lebih sama
dengan lebarnya (Cephalic space ratio 1 : 1).
ü Ujung posterior tidak mengandung
body nuclei (Terminal nuclei negatif)
(http://www.sodiycxacun.web.id/2011/05/wuchereria-bancrofti-filaria-bancrofti.html)
A.
Siklus Hidup
Siklus
hidup W. bancrofti sumber www.dpd.cdc.gov/dpdx
Wuchereria bancrofti mempunyai 2
host yaitu :
1. Dalam Tubuh Manusia (Definitif
host) :
Cacing dewasa berada dalam saluran
dan kelenjar lymphe, setelah kawin cacing betina akan melahirkan mikrofilaria
(ovo vivipar) sesuai dengan sifat periodisitasnya mikrofilaria-mikrofilaria
tersebut akan berada di darah tepi . Bila kebetulan ada nyamuk yang sesuai
menggigit penderita tersebut, maka mikrofilaria akan ikut terhisap bersama
darah penderita dan masuk ke tubuh nyamuk. Didalam tubuh manusia mikrofilaria
dapat bertahan hidup lama tanpa mengalami perubahan bentuk.
2. Dalam Tubuh Intermediate host :
Nyamuk yang berperan sebagai vektor
biologis/hospes perantaraan untuk Wuchereria bancrofti adalah dari genus :
Culex, Anopheles,Aedes. Mikrofilaria yang terhisap masuk pada saat terjadinya
gigitan, sesampai di lambung nyamuk akan melepaskan sheathmya. Dalam waktu 1-2
jam kemudian ia menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot-otot thorax untuk
mengadakan metamorfosis. Dalam waktu kurang lebih 2 hari mikrofilaria akan
tumbuh menjadi larva stadium I (l24-250 mikron X 10-17 mikron) dan 3-7 hari
kemudian menjadi larva stadium II yang panjangnya (225-330 mikron dan lebar
15-30 mikron) dan pada hari ke 10-11 pertumbuhan larva dapat dikatakan telah
lengkap menjadi larva stadium III dengan ukuran panjang 1500-2000 mikron dan
lebarnya 18-23 mikron), yaitu stadium yang infektif untuk manusia. Larva
tersebut bermigrasi ke kelenjar ludah (proboscis). dan siap untuk ditularkan
bila nyamuk tersebut menggigit manusia lagi.
Cara Infeksi :
ü Melalui inokulasi (gigitan) nyamuk
betina. (Culex, Aedes, Anopheles), di India dan China : Culex fatigans, di
Kepulauan Pasific : Anopheles punctulatus
ü Bentuk infektif untuk manusia larva
stadium III
ü Portal of entry : kulit
Habitat :
System lymphatic dari extremitas
superior atau inferior, hal ini tergantung dari lokasi gigitan. Kebanyakan di
regio Inguino-scrotal
(http://www.sodiycxacun.web.id/2011/05/wuchereria-bancrofti-filaria-bancrofti.html)
B. Patogenesis
Effect
pathogen yang nampak pada Wuchereria dapat disebabkan oleh bentuk dewasa baik
yang hidup maupun yang mati. Bentuk dewasa atau larva yang sedang tumbuh dapat
menyebabkan kelainan berupa reaksi inflamasi dan system lympatic. Sedangkan
bentuk microfilarianya yang hidup didalam darah belum diketahui apakah
menghasilkan product-product yang bersifat pathogen, kecuali pada accult
filariasis.
Hasil
metabolisme dari larva Wuchereria yang sedang tumbuh menjadi dewasa pada
individu yang sensitif dapat menyebabkan reaksi allergi seperti: urticaria,
"fugitive swelling". (pembengkakan, nyeri, pembengkakan pada kulit
extremitas) dan pembengkakan kelenjar lymphe. Gejala ini dapat timbul awal
dalam waktu beberapa bulan (kurang lebih 3 1/2 bulan) setelah penularan.
Pemeriksaan darah tepi untuk mencari mikrofilaria pada stadium ini biasanya
negatif (gagal ditemukan), tetapi pada biopsi kelenjar lymphe setempat mungkin
dapat ditemukan cacing Wuchereria bancrofti muda atau dewasa.
Gejala Klinis :
Karena filariasis bancrofti dapat
berlangsung selama beberapa tahun maka dapat terjadi gambaran klinis yang
berbeda-beda. Reaksi pada manusia terhadap infeksi filaria berbeda dan beraneka
ragam. Akibat infeksi yang disebabkan oleh filaria maka dapat diklasifikasi sbb
:
- Bentuk dengan peradangan
- Bentuk dengan penyumbatan dan
- Bentuk tanpa gejala.
1. Bentuk dengan peradangan
(Filariasis dengan peradangan)
Filariasis dengan peradangan
merupakan fenomen alergi karena kepekaan terhadap bahan-bahan metabolit yang
berasal dari larva yang sedang tumbuh dari cacing betina yang melahirkan
mikrofilaria, atau dari cacing dewasa yang hidup dan yang mati. Dapat juga
terjadi infeksi sekunder yang disebabkan oleh streptococcus atau oleh jamur.
Lymphangitis dari anggota tutuh pembengkakan setempat dan kemerahan lengan dan
tungkai merupakan gejala yang khas dari serangan yang berulang- ulang. Demam
menggigil, sakit kepala, muntah dan kelemahan dapat menyertai serangan tersebut
yang dapat berlangsung beberapa hari-minggu yang terutama terkena ialah saluran
limphe tungkai dan alat genital; dapat terjadi funiculitis, epididymitis,
orchitis. Dapat terjadi leucocytosis sampai 10.000 dengan Eosinophyl 6-26%.
2. Bentuk penyumbatan (Filariasis
dengan penyumbatan)
Penyumbatan dapat terjadi akibat
perubahan dinding dan proliferasi endothel saluran lymphe karena proses peradangan
(obliterative endolymphangitis) juga karena fibrosis kelenjar lymphe dan
jaringan ikat sekitarnya akibat keradangan yang berulang-ulang atau dapat juga
akibat efek mekanis misalnya penyumbatan oleh cacing dewasa pada lumen pembuluh
lymphe. Penyumbatan pada filariasis terjadinya perlahan-lahan biasanya setelah
terkena infeksi filaria selama bertahun-tahun. Akibat penyumbatan limfatik
tersebut maka dapat terjadi pelebaran lumen dan menurunnya elastisitas pembuluh
lymphe, disebut lymp varix. Dapat juga timbul kebocoran dinding pembuluh lymphe
yang menyebabkan cairan lymphe keluar dari lumen; hidrocele, chyluria.
Hypretrofi jaringan yang terkena proses yang menahun menyebabkan penebalan
jaringan sehingga bisa terjadi Elephanthiasis.
3. Bentuk tanpa gejala (Filariasis
tanpa gejala)
Di daerah endemi, anak-anak mungkin
terkena penyakit sejak umur muda, dan pada umur 6 tahun pada mereka telah dapat
ditemukan mikrofilaria di dalam darah tanpa menimbulkan gejala yang menunjukkan
adanya infeksi ini. Pada pemeriksaan tubuh tampak mikrofilaria dalam jumlah
besar dan adanya eosinofil. Pada waktu cacing dewasa mati mikrofilaria
menghilang tanpa penderita menyadari akan adanya infeksi.
Diagnosa :
Diagnosa filariasis ditegakkan
berdasarkan atas :
Anamnese
yang berhubungan dengan nyamuk didaerah endemic. Dari gejala klinis seperti
tersebut diatas. Pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah
yang diambil pada waktu malam (terutama untuk yang bersifat xacternal
periodicyty). Diagnosa pasti bila kita menemukan parasitnya. Perlu kiranya
diketahui bahwa darah penderita dengan gejala filariasis tidak selalu ditemukan
mikrofilaria. Selain dengan pemeriksaan tersebut dapat juga dilakukan dengan : Xeno
Diagnosis yaitu Nyamuk yang steril digigitkan pada orang yang diduga menderita
Wuchereriais, kemudian dilakukan pembedahan atau nyamuk-nyamuk tersebut
dilumatkan untuk mencari mikrofilaria atau larva.
Metode
yang lain adalah :
Biopsi kelenjar: gambaran yang khas dari infeksi Wuchereriasis kelenjar sangat
membantu. Serologis : dapat dilakukan dengan tes kulit (skin test)
maupun Complement Fixation Test, dengan menggunakan antigen yang berasal dari
Dirofilaria immitis. Metode ini sangat membantu diagnosa terutama pada fase-
fase permulaan. Ada keadaan-keadaan tertentu dimana mikrofilaria tidak
ditemukan pada pemeriksaan darah tepi penderita, yaitu: - Selama permulaan fase
allergie setelah serangan limfangitis, karena cacing dewasa telah mati. Pada
kasus-kasus Elephanthiasis, karena sumbatan sistim limfatik sehingga mikrofilaria
tak dapat mencapai peredaran darah pada Occult Filariasis.
(http://www.sodiycxacun.web.id/2011/05/wuchereria-bancrofti-filaria-bancrofti.html)
C.
Pengobatan
Obat
utama yang digunakan adalah dietilkarbamazin sitrat ( DEC ). DEC
bersifat membunuh mikrofilaria dan juga cacing dewasa pada pengobatan jangka
panjang. Hingga saat ini, DEC merupakan satu-satunya obat yang efektif, aman,
dan relatif murah. Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah
6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang
dianjurkan adalah 5mg/kg berat badan/hari selama 10 hari. Efek samping dari DEC
ini adalah demam, menggigil, artralgia, sakit kepala, mual hingga muntah. Pada
pengobatan filariasis brugia, efek samping yang ditimbulkan lebih berat.
Sehingga, untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi waktu
pengobatan dilakukan dalam waktu yang lebih lama.
Obat
lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik
semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap
nematode dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek samping
yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC.
Pengobatan
kombinasi dapat juga dengan dosis tunggal DEC dan Albendazol 400mg, diberikan
setiap tahun selama 5 tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan efek filarisida
DEC. Yang dapat diobati adalah stadium mikrofilaremia, stadium akut, limfedema,
kiluria, dan stadium dini elefantiasis.
Terapi
suportif berupa pemijatan dan pembebatan juga dilakukan di samping pemberian
antibiotika dan corticosteroid, khususnya pada kasus elefantiasis kronis. Pada
kasus-kasus tertentu dapat juga dilakukan pembedahan.
(http://syariffauzi.wordpress.com/2009/02/25/filariasis/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar